Ingin tangkis depresi? Yuk ngopi!
“Kamu
kenapa?” Tanya seorang teman pada saya yang tengah duduk di depan pintu kos
sambil memegangi kepala.
“Aku
lagi galau kak, cowok yang lagi deket sama aku, tiba-tiba semalam upload foto berdua sama cewek, cantik banget
lagi. Padahal kan, kita udah tiga tahun deket. Pas aku chat
dia, enggak dibales. Sad. ”
Jawab saya dengan nada sumbang dan sesegukan setelah menangis.
“Sudahlah,
yang patah akan tumbuh, yang hilang akan berganti.” Katanya menambahkan, bak
judul lagu saja, sedetik kemudian ia berlalu.
“Ini
kubawakan secangkir kopi biar kamu enggak stress dan depresi.” Dia datang
dengan secangkir kopi di tangan kanannya, bibirnya melengkung menjadi senyum.
“Kopi
bisa tangkis depresi kak?” Tanyaku penasaran.
“Coba
saja.” Jawabnya. Lalu ia pun bergegas menutup pintu dan berlalu dari pandangan,
menyisakan rasa penasaran.
Dua
kata terakhirnya itu memenuhi kepala. Dengan masih bertanya-tanya kebenarannya,
saya meraih gagang cangkir kopi dan menyeruputnya,
tercium aroma kopi yang menenangkan. Dan benar saja, pikiran saya terasa lebih fresh seiring dengan rasa penasaran saya
yang memuncak. Benarkah kopi dapat tangkis depresi? Pertanyaan itu melesat cepat
bak roket dari otak, mendesak untuk segera terjawab.
Jika mendengar kata kopi, tentu telinga
masyarakat Indonesia sudah tak asing lagi. Kopi adalah minuman yang paling
populer di seluruh dunia. Lembaga Food
and Drug Administration (FDA) dari Amerika Serikat menguak fakta mencengangkan
tentang konsumsi kopi. Menurut lembaga tersebut, jumlah kafein rata-rata yang dikonsumsi setiap
orang per harinya di Amerika Serikat adalah 300 mg. Jumlah tersebut setara
dengan dua sampai empat cangkir kopi.
Selain
aroma nikmatnya yang khas, kopi juga dikenal mempunyai banyak manfaat untuk
kesehatan. Berbagai penelitian telah dilakukan untuk membuktikan kebenarannya.
Kopi dianggap bermanfaat untuk kesehatan fisik hingga mental. Tidak sedikit
pula orang yang beranggapan bahwa kopi dapat menjauhkan kita dari depresi,
namun fakta atau hanya mitos belaka?
Siapa
sangka kopi dapat menyehatkan mental dengan mengurangi risiko depresi? Dilansir
dari website resmi Harvard School of Public Health, sebuah penelitian oleh
Michel Lucas menguak fakta positif tentang kopi. Dalam artikel penelitian yang
berjudul Coffee, Caffeine, and Risk of
Depression among Women ini, peneliti mempublikasikan temuannya. Artikel ini
diterbitkan pada 26 September 2011 dalam isu Archives of Internal Medicine.
Partisipan
dari penelitian ini adalah 50.739 wanita di Amerika Serikat. Tim peneliti melacak kesehatan mental wanita tersebut yang
berpartisipasi dalam Nurses’ Health Study.
Rata-rata usianya adalah 63 tahun dan bebas depresi pada saat dimulai
penelitian. Penelitian dimulai dari tahun 1996 hingga 1 Juni 2006.
Peneliti
memulai penelitian dengan menghitung banyaknya kafein yang dikonsumsi oleh partisipan.
Untuk menghitung konsumsi kafein, peneliti menggunakan kuesioner tervalidasi tanggal 1 Mei 1980
hingga April 2004 dan 2.607 kasus depresi teridentifikasi. Hasilnya, peneliti memaparkan
wanita yang mengonsumsi satu sampai dua cangkir kopi berkafein per hari
memiliki risiko depresi relatif sebanyak
0.85. Sedangkan mereka yang mengonsumsi tiga hingga empat cangkir kopi setiap
harinya berisiko lebih rendah, yakni sejumlah 0.80. Peneliti menyimpulkan bahwa
risiko depresi menurun seiring
meningkatnya konsumsi kopi berkafein.
Penelitian lain juga memperkuat asumsi bahwa kopi dapat cegah depresi. Penelitian dilakukan oleh Qingdao University Medical College, China, menganalisis 15 penelitian yang bertujuan untuk menyelidiki efek positif kopi pada depresi. Hasil penelitian diterbitkan pada Maret 2016 dalam Australian and New Zealand Journal of Psychiatry. Dari hasil analisis ditarik kesimpulan bahwa kemungkinan mengalami depresi menurun 8% dengan menyesap secangkir kopi berkafein setiap harinya
.
Kafein dalam kopi menghentikan aktivasi reseptor dari sistem emosi yang dapat menyebabkan kelelahan dan mengurangi motivasi. Saat seseorang mengalami depresi, semangat dan motivasi dalam diri pun menurun drastis. Kafein membantu seseorang untuk merasa lebih termotivasi serta mempunyai rasa senang. Dari penjelesan ini, terjawab sudah bagaimana kafein dalam kopi dapat meningkatkan motivasi dan kesenangan yang artinya berefek positif untuk depresi.